Jakarta – Sebuah tim peretas yang bernama LockBit mengaku telah berhasil meretas data BSI sebanyak 1,5 TB data.
Hal tersebut diungkapkan dalam cuitan akun @darktracer_int.
Dalam kicauannya tersebut Dark Tracer mengungkapkan bahwa LockBit adalah dalang dari tidak bisa diaksesnya layanan BSI selama berhari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mereka mengatakan sudah mencuri 15 juta data pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 TB data internal. Mereka memberikan ancaman akan merilis semua data di dark web apabila negosiasi tidak tercapai.” tulis Dark Tracer.
Layanan perbankan Bank Syariah Indonesia (BSI) sendiri sudah terganggu sejak hari senin.
Banyak nasabah yang mengeluhkan mereka tak bisa menggunakan layanan perbankan BSI sehingga mengganggu aktivitas mereka.
Kemudian pada hari Rabu (10/5), Dirut BSI Hery Gunardi menyatakan bahwa layanan mereka sudah mulai normal dan bisa digunakan kembali.
Sejak saat itu pihak BSI mulai menemukan indikasi dugaan serangan siber, sehingga mereka perlu mematikan sistem untuk memastikan keamanan data mereka.
Namun terkait dugaan itu, pihak BSI masih perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik.
Lalu pada Sabtu (13/5), pakar keamanan siber Alfons Tanujaya membenarkan bahwa sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) terkena serangan dari LockBit, salah satu kelompok peretas.
“LockBit tidak sekedar gertak sambal dan membuktikan kalau memang berhasil mencuri dan mengenkripsi 1,5 TB data BSI.” ujarnya melalui pesan singkat.
Seorang konsultan keamanan siber dan Founder of Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto juga membenarkan hal tersebut.
“Total data yang dicuri 1,5 TB, diantaranya 15 juta data pengguna, dan password untuk akses internal & layanan yang mereka gunakan.” tulis teguh melalui cuitan di akun twitter miliknya.
Diduga pihak peretas menyebar ancaman dan ingin meminta tebusan, namun tidak diketahui berapa jumlah tebusan yang diinginkan.
“Jika Bank Syariah Indonesia menghargai reputasi, kustomer, dan partnernya, mereka akan menghubungi kami dan kamu (nasabah) tidak akan terancam. Jika tidak, kami merekomendasikan kamu untuk menghentikan segala kerja sama dengan perusahaan ini.” ujar pihak peretas.