Cokelat (tak baku: coklat) (bahasa Inggris: chocolate) adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman, walaupun dipercaya bahwa dahulu cokelat hanya bisa dikonsumsi oleh para bangsawan.
Berikut dampak negatif dari coklat:
1. Mengganggu kesehatan gigi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konsumsi cokelat juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan gigi, khususnya karies atau gigi berlubang. Pasalnya, cokelat seringkali mengandung gula tinggi yang menjadi pemicu gigi berlubang. Terlalu sering makan cokelat juga bisa menyebabkan perubahan warna gigi.
2. Meningkatkan obesitas
Cokelat mengandung indeks glikemik dan karbohidrat olahan yang tinggi. Terlalu banyak mengonsumsinya bisa meningkatkan asupan kalori yang memicu kenaikan berat badan. Lambat laun, hal ini juga turut meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular, termasuk hipertensi dan diabetes.
3. Susah tidur
Tidak hanya pada kopi atau teh, orangtua perlu tahu bahwa cokelat juga mengandung kafein. Kafein adalah zat stimulan yang membuat seseorang bersemangat.
Jika asupan cokelat anak tidak dibatasi sehingga anak makan terlalu sering, jangan heran jika efek yang terjadi yaitu anak tak kunjung merasa lelah dan sulit tidur.
Sebelum hal ini terjadi, ada baiknya orangtua membatasi asupan cokelat anak agar jam tidurnya tidak terganggu.
4. Penambahan berat badan
Obesitas memengaruhi sekitar 36 persen populasi Amerika, dan kalori kosong dalam cokelat mungkin memainkan peran.
Sebuah makalah Maret 2015 di Obesity melihat korelasi antara makan permen cokelat dan kenaikan berat badan. Para peneliti menyurvei orang-orang pascamenopause selama periode tiga tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang memiliki asupan cokelat lebih tinggi lebih mungkin untuk menambah berat badan.
Demikianlah informasi mengenai dampak negatif konsumsi coklat.