Fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama kembali terjadi di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel). Fenomena ini dikenal juga dengan istilah transit atau istiwa’, yakni saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hari tanpa bayangan terjadi ketika deklinasi matahari sama dengan lintang tempat pengamat berada. Pada saat ini, matahari akan tepat berada di titik zenit atau di atas kepala pengamat, menyebabkan bayangan benda tegak seolah ‘menghilang’ karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Apa itu Hari “Tanpa Bayangan”?
Hari “Tanpa Bayangan,” atau yang dikenal dengan istilah kulminasi, transit, atau istiwa’, adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Fenomena ini terjadi saat deklinasi Matahari—yakni posisi Matahari di langit—sama dengan lintang tempat pengamat berada. Fenomena ini disebut sebagai Kulminasi Utama, di mana Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit. Pada saat itu, bayangan benda yang berdiri tegak akan tampak “menghilang” karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Inilah sebabnya mengapa peristiwa ini disebut sebagai hari tanpa bayangan.
Mengapa Terjadi?
Fenomena ini terjadi karena bidang ekuator Bumi (bidang rotasi Bumi) tidak berimpit dengan bidang ekliptika (bidang revolusi Bumi). Akibatnya, posisi Matahari yang terlihat dari Bumi akan berubah sepanjang tahun, bergerak antara 23,5° Lintang Utara (LU) hingga 23,5° Lintang Selatan (LS). Gerakan ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari. Pada tahun 2024, Matahari akan tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2024 pukul 10:06 WIB dan 22 September 2024 pukul 19:43 WIB. Sementara itu, Matahari mencapai titik balik Utara pada 21 Juni 2024 pukul 03:50 WIB dan titik balik Selatan pada 21 Desember 2024 pukul 16:20 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapan Terjadinya?
Karena posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, fenomena Kulminasi Utama terjadi dua kali dalam setahun di berbagai kota di Indonesia. Waktu terjadinya berdekatan dengan saat Matahari berada di khatulistiwa. Misalnya, di Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2024 pukul 12:04 WIB dan 8 Oktober 2024 pukul 11:40 WIB. Secara umum, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia tahun ini terjadi dari 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh, dan dari 7 September 2024 di Sabang hingga 21 Oktober 2024 di Baa.
BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini disebut Kulminasi Utama dan terjadi di berbagai kota di Sumatera Selatan pada tanggal dan waktu yang berbeda-beda. Berikut adalah jadwal lengkap Hari Tanpa Bayangan di 17 kota di Sumsel:
- Palembang: 30 September 2024, pukul 11:50:52 WIB
- Rupit: 29 September 2024, pukul 11:58:36 WIB
- Pangkalan Balai: 30 September 2024, pukul 11:52:17 WIB
- Sekayu: 30 September 2024, pukul 11:54:34 WIB
- Kayu Agung: 1 Oktober 2024, pukul 11:50:15 WIB
- Indralaya: 1 Oktober 2024, pukul 11:50:51 WIB
- Prabumulih: 1 Oktober 2024, pukul 11:52:37 WIB
- Talang Ubi: 1 Oktober 2024, pukul 11:54:17 WIB
- Muara Beliti: 1 Oktober 2024, pukul 11:57:32 WIB
- Lubuklinggau: 1 Oktober 2024, pukul 11:58:08 WIB
- Muara Enim: 2 Oktober 2024, pukul 11:54:10 WIB
- Lahat: 2 Oktober 2024, pukul 11:55:05 WIB
- Tebing Tinggi: 2 Oktober 2024, pukul 11:56:55 WIB
- Martapura: 3 Oktober 2024, pukul 11:51:34 WIB
- Baturaja: 3 Oktober 2024, pukul 11:52:16 WIB
- Pagaralam: 3 Oktober 2024, pukul 11:55:57 WIB
- Muaradua: 4 Oktober 2024, pukul 11:52:21 WIB
Editor : Wakhid Alfiyan