LUBUKLINGGAU-Sekda Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa membuka acara Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) mengenai promosi pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting bagi mitra kerja dan pemangku kebijakan daerah di Kota Lubuklinggau yang dilaksanakan di Hotel Dewinda, Rabu (26/7/23).
Kepala DPPKB Kota Lubuklinggau, Henny Fitrianty, melaporkan peserta kegiatan ini adalah lurah yang direkomendasikan oleh PLKB karena dinilai mendukung penuh penurunan stunting di Kota Lubuklinggau.
Dari kegiatan ini diharapkan dapat menyebarkan awareness kepada masyarakat tentang betapa pentingnya 1000 HPK dalam tumbuh kembang seorang anak kedepan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Oleh karena itu, sejak 2020 DPPKB bekerjasama dengan Kemenag, KUA, TP PKK, Dinkes dan lembaga lainnya sudah melaksanakan program PAK CAMAT (Pantau Kilat Calon Mama Papa Terpadu) dimana calon pengantin dipantau dan diedukasi bagaimana pentingnya 1000 HPK sebagai upaya preventif dalam menurunkan stunting.
Keberhasilan ini pula yang mendukung Kota Lubuklinggau ditunjuk sebagai pilot project program pendampingan calon pengantin.
Sementara itu, Sekda Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa memberikan apresiasi penuh kepada BKKBN Provinsi Sumsel yang selalu bekerja sama dengan DPPKB Kota Lubuklinggau dalam upaya penurunan stunting sehingga berhasil berada di angka 11 persen.
Walaupun berhasil mencapai angka dibawah target nasional dan provinsi, namun wali kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengamanatkan bahwa Lubuklinggau harus berada di zona zero stunting.
Salah satu cara preventif untuk menurunkan stunting adalah pengasuhan 1000 HPK harus dilakukan dengan baik dan seideal mungkin.
“Pastikan anak memiliki gizi seimbang, sehingga dapat tumbuh dengan baik dan terbebas dari stunting,” tegasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel, Medi Heriyanto juga menyampaikan apresiasi terhadap Pemkot Lubuklinggau yang sudah berhasil menurunkan stunting sebesar lebih dari 10 persen di tahun 2022 dan berhasil menempati urutan ke-2 se-Sumsel.
Menurutnya, Kota Lubuklinggau merupakan daerah paling aktif dan inovatif dalam rangka penurunan stunting di Provinsi Sumsel.
Tentu saja keberhasilan ini tak lepas adanya koordinasi dan kolaborasi antar instansi di Kota Lubuklinggau.
“Yang harus kita fokuskan dalam upaya penurunan stunting adalah pengasuhan 1000 HPK karena dimasa ini, organ vital tubuh manusia berkembang dengan sangat pesat. Termasuk otak, pada masa ini perkembangan otak anak sebesar 80 persen dalam 1000 HPK-nya,” jelasnya.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber. Narasumber pertama Kepala Bappedalitbang Kota Lubuklinggau, H Emra Endi Kesuma.
Turut hadir, Asiten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Kahlan Bahar, Sekretaris Dinkes, Camat Lubuklinggau Timur II, Aris Garnida Husein, serta pejabat Pemkot yang sempat hadir.