Mandi Darah: Tradisi Unik di Desa Pauh, Muratara untuk Membayar Nazar dan Ungkapan Syukur

Wednesday, 3 July 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, terdapat tradisi unik yang dikenal sebagai “Mandi Darah”. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk pembayaran nazar dan ungkapan rasa syukur atas berbagai pencapaian, seperti kelulusan studi, pernikahan, atau pencapaian penting lainnya.

Sejarah dan Makna Tradisi Mandi Darah

Tradisi Mandi Darah di Desa Pauh telah diwariskan secara turun-temurun selama berabad-abad. Asal-usul tradisi ini tidak diketahui secara pasti, namun diyakini berkaitan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarakat setempat pada masa lalu. Mandi Darah hewan ternak seperti sapi, kambing, atau kerbau dipercaya memiliki makna spiritual dan simbolis. Darah hewan ternak diyakini memiliki kekuatan untuk membersihkan diri dari kotoran dan kesialan, serta membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi orang yang menjalani ritual ini.

Baca Juga  Pj Wako Hadiri Rakor Bersama Gubernur, Pastikan Lubuk Linggau Siap Gelar Pilkada Serentak 2024

Proses Pelaksanaan Tradisi Mandi Darah

Tradisi Mandi Darah biasanya dilakukan setelah acara syukuran, seperti selamatan kelulusan atau pernikahan. Dalam prosesnya, hewan ternak seperti sapi, kambing, atau kerbau disembelih dan darahnya ditampung dalam wadah besar. Orang yang akan menjalani ritual kemudian dimandikan dengan darah tersebut. Ritual ini dilakukan dengan penuh penghormatan dan mengikuti aturan adat yang ketat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pandangan Masyarakat terhadap Tradisi Mandi Darah

Setelah Islamisasi di daerah Sumatera Selatan, mayoritas masyarakatnya meninggalkan kepercayaan lama beserta ritual ini. Saat ini, hanya segelintir masyarakat Muratara yang masih melaksanakan tradisi ini. Di Desa Pauh, ritual ini dikenal dengan sebutan “Merabun Kemean”. Dalam tradisi ini, daging hewan yang disembelih digunakan untuk syukuran dan sebagian dijual ke pasar.

Baca Juga  Lubuklinggau Sukses Gelar STQH XXVll Tingkat Provinsi Sumsel 2023, Kabupaten Ogan Ilir Raih Juara Umum

Kesimpulan

Tradisi Mandi Darah di Desa Pauh merupakan tradisi unik yang mencerminkan budaya dan kepercayaan masyarakat setempat. Meskipun terdapat kontroversi seiring dengan perubahan kepercayaan masyarakat, tradisi ini masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Tradisi ini tidak hanya memiliki makna spiritual dan simbolis yang mendalam, tetapi juga merupakan warisan budaya yang penting untuk dijaga dan dihormati.

Dengan memahami dan menghargai tradisi ini, kita dapat melihat betapa kayanya budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pauh dan betapa pentingnya menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.

  • Artikel ini hanya memberikan gambaran umum tentang tradisi Mandi Darah di Desa Pauh, Muratara. Masih banyak cerita dan tradisi menarik yang terkait dengan Puyang yang belum terdokumentasikan.
  • Penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali dan melestarikan warisan budaya ini.

——————————————————————————————————————————————————————

Source Image : https://etnis.id/ritual-mandi-darah-di-muratara/
Referensi : Wicaksono (2022) TRADISI MANDI DARAH MENURUT TOKOH ADAT DAN TOKOH AGAMA (STUDI KASUS DI DESA PAUH KABUPATEN MURATARA PROVINSI SUMATERA SELATAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Editor : Wakhid Alfiyan

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pj Wali Kota Lubuk Linggau Terima Penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Sumsel 2024
Koimudin Jabat Pj Wali Kota Lubuk Linggau
Pj Wako Hadiri Rakor Bersama Gubernur, Pastikan Lubuk Linggau Siap Gelar Pilkada Serentak 2024
Pj Wako Lubuk Linggau Terima Lencana Melati Gerakan Pramuka
Pemkot Lubuklinggau Terima Bantuan Benih Cabai dan Bawang Merah dari Pemprov Sumsel
Lempok Durian Camilan Khas dari Sumatera Selatan
Mengenal “Kudok” Senjata Tradisional Khas Sumatra Selatan
Tradisi Mandi Pusaka di Sumatera Selatan: Ritual Penyucian Benda Pusaka Penuh Makna

Berita Terkait

Friday, 11 October 2024 - 14:07 WIB

Pj Wali Kota Lubuk Linggau Terima Penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Sumsel 2024

Saturday, 21 September 2024 - 13:04 WIB

Koimudin Jabat Pj Wali Kota Lubuk Linggau

Wednesday, 21 August 2024 - 12:20 WIB

Pj Wako Hadiri Rakor Bersama Gubernur, Pastikan Lubuk Linggau Siap Gelar Pilkada Serentak 2024

Monday, 19 August 2024 - 15:19 WIB

Pj Wako Lubuk Linggau Terima Lencana Melati Gerakan Pramuka

Wednesday, 17 July 2024 - 02:44 WIB

Pemkot Lubuklinggau Terima Bantuan Benih Cabai dan Bawang Merah dari Pemprov Sumsel

Berita Terbaru

Health

Gula Stevia Manis Serta Terjamin Sehat Bagi Tubuh!

Thursday, 17 Oct 2024 - 14:13 WIB

Health

Gula Batu Manis Serta Kaya Akan Manfaat!

Thursday, 17 Oct 2024 - 13:53 WIB

Health

Segudang Khasiat Tersembunyi Dari Matcha!

Thursday, 17 Oct 2024 - 13:40 WIB