Cacingan terkadang bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Walaupun bergejala, penyakit ini biasanya menyebabkan keluhan yang tidak khas dan mirip dengan penyakit lain.
Gejala cacingan secara umum berupa sakit perut, diare, mual, muntah, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit cacingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat, seperti anemia.
Kebersihan diri yang tidak terjaga atau lingkungan yang kotor menjadi faktor utama penyebab cacingan, terutama di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Selain itu, faktor kekebalan tubuh, kebiasaan cuci tangan, dan konsumsi makanan mentah atau setengah matang juga dapat menjadi penyebab seseorang menderita penyakit ini.
Ada beberapa jenis cacing yang paling umum bisa menjadi penyebab cacingan, yaitu:
1. Cacing tambang
Cacing tambang dewasa dengan panjang sekitar 5–13 milimeter dan larva cacing tambang (cacing tambang yang baru menetas) dapat menjadi penyebab cacingan.
Pasalnya, jenis cacing ini mampu menembus kulit, misalnya melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan. Sementara itu, jika tertelan, cacing tambang akan memasuki saluran pencernaan dan hidup di dalam usus halus.
Cacing tambang bisa masuk ke dalam tubuh melalui kontak fisik, yakni ketika seseorang menyentuh atau menginjak tanah yang mengandung larva dan cacing tambang dewasa. Selain itu, infeksi cacing tambang juga bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar telur dan larva cacing ini.
Infeksi cacing tambang masih sering terjadi di daerah iklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan yang buruk, termasuk Indonesia. Tidak hanya pada manusia, infeksi cacing tambang juga dapat dialami oleh hewan, seperti anjing dan kucing.
2. Cacing pita
Cacing pita atau Cestoda dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita, yaitu pipih dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Cacing pita dewasa dapat mencapai panjang 25 meter dan bertahan hidup selama 30 tahun.
Cacing pita memasuki tubuh manusia ketika tangan bersentuhan dengan tinja atau tanah yang mengandung telur cacing, yang kemudian terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan.
Selain itu, cacing pita juga dapat masuk melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Konsumsi daging babi, sapi, atau ikan yang mentah atau dimasak kurang matang juga dapat menyebabkan masuknya cacing pita ke dalam tubuh manusia.
Halaman : 1 2 Selanjutnya